.comment-link {margin-left:.6em;}

.blog | aulyafadla@blogspot.com

dimana me curahkan segala isi hati me!

My Photo
Name:
Location: Jakarta, DKI, Indonesia

about me? Ask me!!

Sunday, July 08, 2001

Ayo Cepat, Keburu Telat

Sebuah kelas pelatihan, me ngambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya jadi beberapa bagian. Ada guntingan besar ada juga kecil. Tapi jumlahnya sengaja dibuat tak sama, jumlah peserta kelas itu, dua puluh orang.

Kemudian minta pada peserta mengambil masing-masing satu guntingan kertas di meja depan. "Silahkan ambil satu!" demikian instruksinya.

Dapat diduga, ada yang antusias maju dengan gerak cepat mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada yang minta bantuan temannya untuk mengambilkan. Dua tiga orang bahkan terlihat malas mengambil, mereka pikir toh semuanya kebagian guntingan kertas tersebut.

Hasilnya? Empat orang terakhir tak mendapatkan guntingan kertas. Delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan besar-besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil.

Lalu saya katakan pada mereka, "inilah hidup. Anda ambil kesempatan yang tersedia atau akan kehilangan kesempatan itu. Anda tak melakukannya, akan banyak orang lain yang melakukannya".

Pagi ini di kereta saya mendapati seorang wanita hamil yang berdiri agak jauh. Saya sempat berpikir bahwa orang yang paling dekat lah yang `wajib' memberinya tempat duduk. Tapi sedetik kemudian saya bangun dan segera memanggil ibu itu untuk duduk. Ini perbuatan baik, jika saya tak mengambil kesempatan ini orang lain lah yang
melakukannya. Dan belum tentu esok hari saya masih memiliki kesempatan seperti ini.

Soal rezeki misalnya, saya percaya ia tak pernah datang sendiri menghampiri orang-orang yang lelap tertidur meski matahari sudah terik. "Bangun pagi, rezekinya dipatok ayam tuh!" Orang tua dulu sering berucap seperti itu. Dan entah kenapa hingga detik ini saya tak pernah bisa menyanggah ucapan orangtua perihal rezeki itu. Saya
percaya bahwa orang lebih cepat berupaya meraih miliki kesempatan mendapatkan rezeki lebih banyak. Sementara bersantai-santai atau bahkan bermalas-malasan, kemungkinan kehabisan rezeki.

Contoh kecil, datanglah terlambat dari jam kantor Anda yang semestinya. Perusahaan tidak hanya akan mengurangi gaji Anda akibat keterlambatan Anda, bahkan kinerja Anda dianggap minus dan itu mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap Anda. Bisa jadi Anda tidak mendapatkan promosi tahun ini, sementara rekan Anda yang tak pernah
terlambat lebih berpeluang.

Sering dengar teman berkomentar negatif tentang apa yang dikerjakan orang lain, "Ah, kalau cuma tulisan begini sih saya juga bisa melakukannya" atau "Saya bisa melakukan yang lebih baik dari orang itu". Kepadanya saya katakan, yakin Anda bisa melakukannya. Masalahnya, sejak tadi saya hanya melihat Anda terus berbicara dan tak melakukan apa pun. Sementara orang-orang di luar sana langsung berbuat tanpa perlu banyak bicara. Buktikan, jika Anda sanggup! Terus berbicara dan mengomentari hasil kerja orang lain tidak akan membuat Anda diakui keberadaannya. Hanya orang-orang yang berbuatlah yang diakui keberadaannya.

Kepada peserta di kelas pelatihan tersebut saya jelaskan, simulasi tadi juga berlaku untuk urusan ibadah. Saya tidak berhak mengatakan bahwa orang yang lebih tepat waktu akan mendapatkan pahala lebih besar, karena itu hak Allah dan juga tergantung dengan kualitas ibadahnya itu sendiri. Tapi bukankah setiap orang tua akan lebih menyukai anaknya yang tanggap dan cepat menghampiri ketika dipanggil ketimbang anak lainnya yang menunda-nunda?

Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Karena suka mungkin saja awal dari cinta. Semoga.

outsourcing